Gambar Mewarnai Dua Ekor (Cat Coloring Page)

Unduh gratis halaman mewarnai dua ekor kucing bermain di halaman rumah untuk anak. Tersedia dalam format PDF berkualitas tinggi yang siap dicetak.
Tags: cat, playing, house coloring page, free printable for kids, pdf download, coloring sheets.
Gambar Mewarnai Terkait
Dongeng Terkait dari Blog
Kiko Kucing dan Guguk yang Iri - Dongeng
Pada zaman dahulu kala, di sebuah rumah di pinggir hutan yang indah, tinggallah seekor kucing rumahan bernama Kiko dan seekor anjing penjaga bernama Guguk. Kiko tinggal di dalam rumah. Tidurnya empuk di atas sofa, kadang bahkan naik ke pangkuan manusia. Sementara itu, Guguk tinggal di halaman belakang, tidur di bawah pohon mangga atau di depan kandang ayam. Guguk sering duduk sambil menghela napas panjang. "Enak banget jadi kucing… bisa tidur di sofa, makan di mangkuk lucu, dielus-elus. Aku cuma dikasih tulang dan harus kehujanan." Kiko yang sedang rebahan di jendela mendengar gumaman itu. Dia mendekat dan berkata, "Eh Guguk, kamu kenapa sih ngomel-ngomel terus tiap aku lewat? Nggak capek iri terus?" "Iri? Ya jelas iri! Kamu enak banget, aku dari kecil di sini cuma jadi satpam, nggak pernah boleh masuk rumah!" keluh Guguk. Kiko duduk tenang di jendela, sambil membersihkan ekornya. "Memangnya kamu suka tidur di tempat yang sempit dan panas kayak aku? Nggak bisa lari-lari sepuasnya, harus jaga sopan, nggak boleh gonggong sembarangan." Guguk merenung. "Hmm… iya juga sih. Aku paling senang kalau lari di halaman, ngejar kupu-kupu, dan bikin kabur ayam tetangga." Kiko melanjutkan, "Lagian, kamu tahu kenapa kamu nggak boleh masuk rumah? Bukan karena kamu jelek...
Kiko Kucing dan Cicax Cicak Sombong - Dongeng
Di sebuah rumah nyaman di pinggir kota, tinggal seekor kucing rumahan bernama Kiko. Kiko dikenal sebagai kucing santai, tidak cerewet, dan tidak suka cari masalah. Tapi jangan salah—walaupun terlihat pemalas, Kiko adalah penjaga rumah yang setia. Kiko punya dua jenis hewan yang paling ia tidak suka: tikus dan cicak. Tikus karena mereka bandel, suka ngacak-ngacak dapur, dan susah diusir. Sementara cicak… karena mereka jorok dan licik. Dan salah satu cicak paling menyebalkan di rumah itu bernama Cicax. Cicax suka merayap di tembok dan plafon, merasa paling hebat karena bisa menjangkau tempat tinggi. Ia sering tertawa sendiri saat melihat hewan lain hanya bisa beraktivitas di lantai. “Huh! Hewan-hewan lemah. Aku bisa ke mana-mana. Mereka? Mentok di ubin!” katanya dengan bangga sambil merayap melintasi plafon dapur. Tapi yang membuat Kiko paling kesal adalah kebiasaan buruk Cicax: BAB sembarangan dari atas plafon, tepat di atas meja makan atau wadah makanan manusia. Bahkan, kadang Cicax sengaja menjatuhkan kotoran kecil ke minuman yang terbuka, sambil cekikikan dari atas. “Kalau manusia sakit perut, pasti nyalahin makanan. Padahal, akulah dalangnya! Hahaha!” ucapnya sambil merayap ke dinding belakang lemari. Suatu malam, Cicax merasa sangat sombong. Dia merayap cepat ke dinding ruang tamu, lalu lanjut ke plafon di atas...
Sabana 2: Pertarungan Dua Singa - Dongeng
Meskipun monyet telah turun tahta dan Raja Singa kembali memimpin, usia tetap berjalan. Raja Singa semakin lemah. Langkahnya lamban, nafasnya pendek, dan taringnya mulai tumpul. Bahkan auman yang dulu menggetarkan savana kini hanya terdengar seperti gumaman berat. Di sisi lain, dari kejauhan, seekor singa muda terus memperhatikan. Ia kuat, cerdas, dan cepat. Tapi hatinya penuh keraguan. Ia adalah putra Raja Singa—ahli waris takhta sah, namun belum pernah merasa layak. Bukan karena ia tak mampu, tapi karena ia tak tega. "Bagaimana mungkin aku menantang ayahku sendiri? Ia pahlawan bagi seluruh savana," bisiknya pada dirinya sendiri, menatap kawanan yang semakin resah. Persediaan air berkurang, mangsa makin sulit ditemukan, dan kelompok singa dari wilayah sebelah mulai merambah masuk. Namun aturan di savana sangat jelas: Hanya singa terkuat yang layak memimpin. Takhta tak bisa diwariskan begitu saja. Pertarungan harus terjadi, walau hanya simbolik. Di bawah pohon baobab tua, seekor kura-kura bijak bernama Tumba mendatangi sang singa muda. "Kalau kau menunggu semua makhluk setuju dan semua rasa bersalah hilang, savana ini akan hancur duluan," ucap Tumba dengan lembut. "Ini bukan soal menggulingkan ayahmu. Ini soal menyelamatkan kawanmu, ibumu, dan seluruh kawanan dari kehancuran." Singa muda menunduk. "Tapi bagaimana kalau aku menyakitinya?" Tumba mengangguk pelan. "Seorang...